Tuesday, 3 June 2014

BENTUK-BENTUK ARSITEKTURAL SELAKU SIMBOL KOSMOLOGIS

assalamualaikum wr wb.

Keindahan bagi setiap orang itu berbeda dan relatif. Sebab setiap bangsa atau suku mempunyai cita-cita keindahan yang tidak selalu sama. Sebenarnya ada perkara yang di zaman sekarang menjadi persoalan tapi di zaman dahulu tidak berarti apa-apa. Oleh sebab itu banyak karya seni terutama arsitektur zaman dahulu tidak layak kita nilai dan ukur menggunakan norma estetika, apalagi norma estetika dizaman sekarang. Pada tahap primer orang berdikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dan mistis, atau agama. Tidak estetis. Maksudnya penilaian sifat yang dianggap indah dari segi kenikmatan.
Rumah sumba lebih dari sekedar rumah melainkan juga tempat ibadat, tempat penghubung dunia fana dengan dunia gaib dan kosmis. Asas rohanilah yang menghendaki atap seperti itu demi keselamatan diri terutama keluarga.
Terkadang hal yang mitologis di masalalu berubah menjadi bisnis yang bersifat komersil dan hanya untuk estetis atau kenikmatan belaka.
Contoh nya adalah patung durga dan patung yang ada di gedung opera Prancis ini sebelah kiri patung durga yang merupakan tanda sarana mitis penghadiran suatu tarian kosmologis gaib yang menentukan hidup mati alam dan manusia sedangkan yang kanan hanya untuk estetis saja.
Kita juga harus awas dalam membedakan mana bangunan islami dan bangunan kristiani, karena ada bentuk yang sama yaitu atap. Seperti gambar masjid yang ada di yogyakarta dengan gereja di jerman ini


Berikut ini adalah beberapa masjid dengan gaya yang berbeda


masjid mali di afrika selatan dengan arsitektur yang unik dan 


Masjid Salim II terdapat di turki dengan empat menara yang menjulang tinggi ke langit dan masjid xian di cina yang masih kental dengan kebudayaan lokal yang berpengaruh pada bangunan fisik

Salah satu cara penghayatan arsitektur yang tidak menonjol di indonesia tapi didalami oleh negara timur tengah adalah hiasan yang berupa kaligrafi. Dengan bertaburnya kaligrafi di dinding, tiang dan lengkungan bangunan akan membuat unsur seolah-olah melebur diri dan kehilangan “ego” meraka sendiri kedalam kesatuan tunggal kosmik.
Dalam arsitektural kristen, bangunan-banguna bangsa kristen berwajah banyak. Karena bangsa manapun maupun kurun zaman tidak munghayati iman dan agamanya secara tuntas, selalu hanya beberapa aspek saja yang intens dihayati atau disukai, yang aspek lain tidak diingkari tetapi tidak begitu dirasakan.

Pada abad awal menyebarkannya agama kristen orang-orang kristen beribadah dirumah atau tempat apa saja yang dapat dipakai untuk pertemuan citra dominan kemudian mengarah ke ide darussalam baru selaku lambang kerajaan tuhan yang lain yang sama sekali dari kerajaan fana duniawi dengan simbol darussalam dari perjanjian sama kamu hiburan, citra ini sangat terlihat dalam gereja katedral di worms jerman

Karena di pengaruhi arab, sisilia yang serba ramping. dan semampai ringan , kesan yang mencitrakan suatu ideal yang lepas bebas dari materi
kaum benua utara yang kini disebut eropa barat itu bereksperimen dengan bangunan-bangunan yang ramping transparan. Padahal bahan yang dipakai mereka hanyalah batu alam yang hanya memungkinkan penjawaban terhadap daya tekan. Tidak pada daya tarik seperti kayu

Citra yang memancar dari bangunan-bangunan gereja abad-abad pertengahan di benua memang tidak kaya cahaya matahari itu adalah Darussalam Baru, bagaikan bait kaca murni, transparan, bukan dari dunia fana ini seolah-olah. Tetapi bebas materi. Dengan teknik sederhana kala itu tentu saja. Maka gereja dibentuk mirip jalan raya perkotaan, dengan langit-langit yang melengkung lengkung bagaikan angkasa, dengan denah berbentuk salib, namun citra yang mementukan dalam gereja-gereja abad pertangahan yang disebut bergaya gotik itu ialah unsur cahaya. Disini bahan kaca sangatlah konstitutif menentukan seluruh struktur, namun juga ekspresif mengungkapkan cita rasa lambang cahaya yang datang didalam kegelapan.
Gereja-gereja gotik tidak menggunakan jendela yang ada hanyalah tembusan cahaya yang terkerangka oleh sebentuk renda dari batu. Seluruh system yang dituntut demi stabilitas justru menambah kesan kerampingan vertikal itu menjadi semacam struktur rendra atau batang-batang hutan, yang terkena tembusan sinar matahari pada pagi dan senja hari

Arsitek besar abad ke-20, Le-Corbusier mengubah arsitektur Alma Mater Maria tidak dalam citra keratuan, tetapi dalam citra Rahim, garba, guwa,guwa pembenihan pertama semesta kehidupan.

Ciptaan yang termansyur, dan yang menyataan kemerdekaan para arsitek modern untuk mencitrakan suatu aspek keyakinan ke dalam arsitektur yang ekspresif ialah gereja Ziarah Ronchamps Francis Timur. Didalam arsitektur ini vertikalisme ditinggalkan. Yang terungkap ialah garis-garis serta bidang-bidang lengkung yang feminim dari kewanitaan desa yang kuat teguh, pekerja ulung, dan pengemban derita yang tangguh, bukan kewanitaan kota kerempeng.

Baik dalam dunia islam maupun Kristen pada hakikatnya seluruh alam raya dan tempat manapun di bumi adalah tempat yang sah dan suci untuk beribadat, karena tiada tempat satupun di luar jangkauan rahmat dan berkat tuhan. Maka gedung-gedung gereja maupun masjid sebenarnya lebih berfungsi sebagai lambang pemersatu umat beriman. Pelambangan dan ekspresi arsitekturalnya dapat bermacam-macam wujudnya, tergantung aspek apa yang ingin di ekspresikan.

wa'alaikumsalam wr wb.


baca lainnya juga gan disini :D

No comments:

Post a Comment